13 Agustus Brandan Bumi Hangus, Perjuangan Heroik Masyarakat Langkat

Peristiwa Brandan Bumi Hangus (Foto/Ist/Dok)


Detik-Detik Pembumihangusan Pangkalan Brandan

Berawal dari invasi pasukan Belanda bersama sekutu ke wilayah Sumatera Utara yang dikenal dengan sebutan Agresi Militer 21 Juli 1947. Pasukan sekutu yang dikenal dengan nama Komando Batalion 4-2, mengerahkan pasukan infanteri didukung satu peleton Carrier, panser, serta satu detasemen binaan Poh An Tui.

Setelah berhasil melumpuhkan pasukan pejuang di Stabat, 5 Agustus 1947 pasukan sekutu berhasil melintasi Tanjungpura namun tertahan di Gebang.

Sementara itu, di Pangkalan Brandan, para pejuang mengetahui pasukan sekutu berupaya untuk merebut tambang minyak tersebut. Panglima Divisi X TRI yang berkedudukan di Banda Aceh memerintahkan agar tambang minyak itu dimusnahkan.

Pada 8 Agustus 1947, Komando Sektor Barat/Utara (KSBO) mendapat kabar pasukan Belanda sedang mempersiapkan serangan besar-besaran, guna merebut tambang minyak. Bahkan, Radio Hilversum Belanda di Jakarta telah menyiarkan berita propaganda yang menyatakan Pangkalan Brandan telah dikuasai sekutu.

Pada 11 Agustus 947, Mayor Nazaruddin selaku Komandan Batalion Pengawal Kereta Api dan Tambang Minyak (TPKA dan TM) dan Plaastslijk Militer Comandant (PMC) bersama satu kompi dari batalion pimpinan Letnan Ahyar dan laskar rakyat gabungan pimpinan Ahib Lubis, mengeluarkan maklumat yang ditujukan kepada seluruh penduduk untuk meninggalkan Kota Pangkalan Brandan dan sekitarnya selambat-lambatnya 12 Agustus 1947.

Pada hari yang sama, jembatan Securai diledakkan untuk menghambat lajunya pasukan sekutu. Sementara PMC Pangkalan Brandan juga mempersiapkan badan untuk mengurusi pengungsian yang dipimpin Patih Sutan Naposo Parlindungan.

Pembumihangusan tambang minyak Pangkalan Brandan diawali dengan meledakkan tanki-tanki besar, pondasi penyulingan, dan gedung-gedung perusahaan tambang minyak, sekitar pukul 03.00 dini hari, 13 Agustus 1947. Api berkobar di Pangkalan Brandan.

Akibat kejadian ini, Pangkalan Brandan berubah menjadi lautan api dan Belanda gagal menguasai ladang minyak.

Sekarang perisitwa Brandan Bumi Hangus selalu diperingati pada tanggal 13 Agustus setiap tahunnya oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Upacara, pawai obor hingga karnaval menjadi rangkaian acara yang selalu diadakan setiap memperingati peristiwa tersebut.

Sumber: https://sumut.idntimes.com/science/discovery/arifin-alamudi/brandan-bumi-hangus-kisah-heroik-para-pejuang-kemerdekaan-di-langkat

   1      2      3   

Post a Comment