Dimana Batas Bumi dan Luar Angkasa

Image by Arek Socha from Pixabay

CoA - Bumi sebagai tempat tinggal kita memiliki beberapa lapisan baik ke bawah maupun ke atas. Ke bawah bumi memiliki beberapa lapisan tanah, sedangkan ke atas bumi memiliki lapisan udara, mulai dari troposfer sebagai lapisan yang paling rendah, hingga eksosfer sebagai lapisan terluar bumi.

Perubahan suhu, komposisi kimia, kepadatan udara, hingga pergerakan gas menjadi patokan batas antara tiap-tiap lapisan udara. Semakin tinggi lapisan udara, semakin tipis pula kepadatannya hingga pada kondisi dimana lapisan udara yg tipis tersebut tidak dapat lagi dimanfaatkan menjadi daya angkat pada penerbangan pesawat jet konvensional.

Garis Kármán, juga dikenal sebagai batas Kármán, adalah garis hipothetis yang berada pada ketinggian sekitar 100 kilometer (62 mil) di atas permukaan Bumi. Batas ini diberi nama sesuai dengan ilmuwan dan insinyur aeronautika Hungaria-Amerika, Theodore von Kármán, yang memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu penerbangan.

Garis Kármán sering dianggap sebagai batas antara atmosfer Bumi yang terlalu tipis untuk mendukung penerbangan konvensional dan luar angkasa yang dimulai. Ini dikaitkan dengan ketinggian di mana atmosfer Bumi sangat jarang sehingga pesawat yang bergerak di sini harus mengandalkan roket untuk menghasilkan daya dorong yang cukup. Alasan mengapa batas ini dianggap sebagai "batas antara Bumi dan luar angkasa" adalah karena di atas garis Kármán, atmosfer menjadi semakin langka, dan objek yang bergerak di sini harus menggunakan prinsip-prinsip penerbangan luar angkasa.

Namun, penting untuk diingat bahwa definisi batas antara atmosfer Bumi dan luar angkasa ini tidak sepenuhnya mutlak dan telah menjadi subjek perdebatan di komunitas ilmu penerbangan dan antariksa. Beberapa organisasi seperti NASA menggunakan definisi yang sedikit berbeda. Tetapi secara umum, garis Kármán tetap merupakan salah satu referensi penting dalam perjalanan manusia ke luar angkasa.


Post a Comment

Previous Post Next Post