Sosok J. Robert Oppenheimer Sang Penemu Bom Atom

J. Robert Oppenheimer - detik.com

CoA - Sedang ramai dibicarakan film terbaru dari Christopher Nolan, Oppenheimer. Film yang berlatar pada perang dunia kedua ini menceritakan tentang sosok fisikawan terkemuka Amerika J. Robert Oppenheimer yang dalam perjalanan hidupnya berhasil menemukan bom paling mematikan di dunia, bom atom.

J. Robert Oppenheimer adalah seorang fisikawan teoritis Amerika Serikat yang lahir pada tanggal 22 April 1904 dan meninggal pada tanggal 18 Februari 1967. Ia merupakan salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah, terutama karena peran kunci yang dimainkannya dalam pengembangan bom atom selama Proyek Manhattan selama Perang Dunia II.

Kehidupan Awal: Robert Oppenheimer lahir di New York City dari orang tua Yahudi. Ayahnya, Julius Oppenheimer, adalah seorang pengusaha kaya yang memiliki pabrik tekstil, sementara ibunya, Ella Friedman, merupakan seorang seniman. Ia tumbuh dalam lingkungan yang intelektual, yang mendorong minatnya pada ilmu pengetahuan dan sastra.

Pendidikan: Oppenheimer menempuh pendidikan sarjana di Universitas Harvard dan lulus pada tahun 1925. Setelah itu, ia pergi ke Cambridge, Inggris, untuk mengikuti program pascasarjana di Universitas Cambridge. Di sana, ia bekerja dengan fisikawan teoritis terkemuka, Paul Dirac. Oppenheimer kemudian kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Göttingen di Jerman dan meraih gelar doktor di Universitas Leiden, Belanda, pada tahun 1927.

Karier Ilmiah: Oppenheimer menjadi seorang profesor di Universitas California, Berkeley, pada tahun 1929. Ia adalah seorang teoritis yang brilian dan bekerja pada berbagai topik dalam fisika teoritis, termasuk mekanika kuantum dan teori kuantum lapangan.

Peran dalam Proyek Manhattan: Pada awal Perang Dunia II, Oppenheimer dipilih untuk memimpin Proyek Manhattan, usaha rahasia Amerika Serikat untuk mengembangkan senjata nuklir. Ia berperan sebagai direktur ilmiah proyek tersebut dan membantu mengumpulkan tim ilmuwan terbaik dari berbagai disiplin ilmu untuk bekerja pada pembuatan bom atom. Pada tanggal 16 Juli 1945, uji coba nuklir pertama, yang dikenal sebagai "Tes Trinity," berhasil dilakukan di Alamogordo, New Mexico. Keberhasilan uji coba tersebut membuktikan bahwa bom atom dapat diwujudkan.

Dampak dan Kontroversi: Setelah keberhasilan Proyek Manhattan, bom atom dijatuhkan di atas dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945), yang mengakhiri Perang Dunia II. Penggunaan bom atom ini menimbulkan kontroversi moral dan etika yang besar.

Setelah perang, Oppenheimer berjuang untuk pengendalian senjata nuklir dan menjadi penentang pengembangan bom hidrogen (bom H) yang lebih kuat. Namun, sikapnya yang lebih progresif dan kritis terhadap program senjata nuklir menarik perhatian pemerintah AS dan menyebabkan dia didakwa sebagai anggota kelompok komunis. Ia kemudian kehilangan keamanan keamanannya dan dijauhkan dari kebijakan nuklir oleh pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower pada tahun 1954.

Sisa Hidup dan Warisan: Setelah meninggalkan Proyek Manhattan, Oppenheimer menjadi profesor di Institut Studi Lanjutan Princeton. Ia terus berkontribusi dalam ilmu fisika dan berjuang untuk masalah kemanusiaan, termasuk pelarangan senjata nuklir.

Pada tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson memberikan Oppenheimer Presidential Medal of Freedom, penghargaan tertinggi sipil di Amerika Serikat. Meskipun karirnya sempat tersandung kontroversi, ia tetap diakui sebagai salah satu tokoh ilmiah terbesar abad ke-20 dan dijuluki sebagai "Bapak Bomb Atom."

J. Robert Oppenheimer meninggal karena kanker nasofaring pada usia 62 tahun pada tahun 1967.

Baca juga :

Hubungan Oppenheimer - Einstein dan Terealisasinya Bom Atom



Post a Comment

Previous Post Next Post