Isra' Mi'raj dan Teori Relativitas Einstein

 

ilustrasi langit : pixabay.com

CoA - "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Al- Qur'an surat al-Isra ayat 1.

Isra' Mi'raj sebagai salah satu peristiwa paling besar dalam sejarah umat manusia memberikan isyarat pada manusia saat itu akan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tentang agama yang biasanya hanya membahas sisi spiritualitas atau rohani, kali ini menunjukkan sisi yang berbeda secara nyata dengan perpindahan tubuh manusia dari satu ke tempat lain yang sangat jauh hanya dengan waktu yang sangat singkat.

Perjalanan Isra' yang dilakukan Baginda Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang berjarak 1239 KM, ditambah dengan perjalanan Mi'raj dari bumi ke Sidratul Muntaha melewati langit ke tujuh yang jaraknya tak bisa lagi disebutkan dan diselesaikan hanya dalam waktu sepertiga malam, merupakan suatu lompatan logika yang sangat besar, dan yang hebatnya justru dilalui dengan mudah pula oleh orang2 beriman pada masa itu.

Penerimaan orang2 beriman pada masa itu akan peristiwa Isra' Mi'raj sejatinya bukan hanya soal Iman, tapi juga menunjukkan kematangan logika para Sahabat Nabi Muhammad SAW.

Ya, penerimaan peristiwa Isra' Mi'raj memang menunjukkan kematangan logika, karena peristiwa Isra' Mi'raj memanglah hal yang sangat bisa diterima oleh logika.

Beberapa langkah logika dari Isra' Mi'raj

Pertama secara sederhana Isra' Mi'raj secara logika sangat diterima akal karena dari ayat sendiri diungkapkan bahwa ALLAH TA'ALA yg memperjalankan hambaNya. Maka tentulah ALLAH TA'ALA yg Maha Kuasa secara logika mampu melakukan apapun yg Ia kehendaki, termasuk peristiwa Isra' Mi'raj.

Logika kedua lebih mudah diterima oleh kita manusia modern setelah ditemukannya teknologi modern seperti pesawat terbang dan roket luar angkasa, dimana kini kita menyadari bahwa manusia memang dapat berpindah tempat yg jauh dengan waktu singkat menggunakan teknologi tsb. Meskipun secara waktu dan jarak masih sangat jauh tertinggal dibandingkan waktu dan jarak Isra' Mi'raj, tentu saja hal ini dapat dimaklumi dengan keterbatasan kemampuan teknologi yg ada saat ini.



Nah, logika yang ketiga yg berkaitan dengan judul di atas. Dimana menurut teori relativitas Albert Einstein, bahwa ruang dan waktu dapat dilipat. Pelipatan ruang dan waktu ini pula yg menyebabkan adanya gaya gravitasi bumi. Dalam teorimya disebutkan bahwa massa benda dapat memberikan tekanan pada ruang dan waktu, dan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya pelipatan ruang dan waktu.

Ilustrasi teori relativitas ini sering digambarkan dengan selembar kain yg dibentangkan di udara, dimana kain tsb dimaksudkan sebagai ruang, kemudian di atas kain tsb diletakkan sebuah bola besi, maka bola besi tsb akan menekan kain dan terlihat terjadi lipatan atau riak pada kain tsb. Apabila kita tarok bola yg lebih kecil di area riak2 kain tsb, maka bola kecil tsb akan bergulir ke arah bola besi. Ini mengilustrasikan gaya gravitasi bumi yg menarik benda2 di sekitarnya.

Nah dengan pengetahuan bahwa ruang dapat dilipat, maka secara teori dua ruang yg jaraknya sangat jauh bisa dirapatkan menjadi hanya sejengkal. Jadi dengan teori relativitas ini kita dapat menempuh jarak jutaan kilometer hanya dengan satu langkah saja.

Meskipun secara praktek hal ini belum dapat kita lakukan, tapi secara teori hal ini dapat diterima. Jika secara teori dapat diterima, berarti berarti secara akal dapat diterima.

Nah, dari sini jelaslah peristiwa Isra' Mi'raj yg merupakan perpindahan secara cepat terhadap jarak yg sangat jauh, secara logika dapat diterima berdasarkan teori relativitas. Meskipun pada dasarnya kita tidak mengetahui teknis perpindahan seperti apa yg terjadi pada peristiwa Isra' Mi'raj, tapi jika bicara logika, bagi orang2 yg memiliki kecerdasan logika maka peristiwa Isra' Mi'raj bukanlah hal yg mustahil.



Post a Comment

Previous Post Next Post